Apa yang kalian pikirkan dengan judul "postingan" saya diatas? Cerita tentang pengalaman pribadikah? atau tentang menikmati pemandangan sore hari dimana langit akan berwarna merah keoranye-oranyean (layung)? Salah semua. Cerita ini merupakan karya dari seorang yang saya kagumi, yakni Risa Saraswati. Kenal? harusnya sih kenal. Dia adalah seorang vokalis dari band "Sarasvati" yang juga seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan tentunya seorang penulis.
Saya tertarik untuk mengangkat cerita "Layung" di blog karena saya begitu tertarik dan terkesan dengan alur cerita dan gaya bercerita dari Teh Risa. Pastinya, cerita "Layung" bikin saya terharu, sedih, dan belajar memaknai hidup. Diterbitkan di blog pribadi Teh Risa ( Ijinkan Saya Bercerita ), cerita ini terdiri dari 4 bagian, "Layung" (I), "Antik..." (II), "Jimbar" (III) dan "Pamit" (IV).
Baiklah, silahkan membacanya :)
"Hoammmm….. jam berapa ini? Kubuka
mataku lebar mencari tahu situasi apa yang kulewatkan saat terbangun dalam
tidur yang cukup panjang..
Terakhirkali kuingat rasanya sedang
tertidur di kamar ibuku karena sakit kepala yang begitu menyiksa, sudah lama
kurasakan sakit kepala dan pening namun malam tadi sakitnya agak berlebihan.
Aku tak sanggup berdiri dan berjalan menuju kamarku, dan kuputuskan untuk tidur
di kamar ibu. Kemana semua orang yah? Kamar ibu sepi sekali. Aaaaah… segar
sekali pagi ini, eh.. ini pagi atau siang ya? Entahlah namun bisa kulihat
cahaya terang matahari masuk ke dalam jendela kamar ibu yang terletak di lantai
2 rumah ini. Kulihat jam dinding yang menempel diatas lemari besar berwarna coklat,
astaga jam 1 siang! Aku melewatkan kuliahku pagi tadi, astagaaaa…. Mana
dosennya Bu Sinta, dia yang paling galak dan menyebalkan diantar dosen-dosen
lainnya, mampusss aku. Ah sudahlah, aku bisa meminta Ayah membuatkan surat
sakit, sudah sejak SD kugunakan kelicikan ini hehe. Profesi ayah adalah dokter
umum, dan ayah tak pernah tega melihatku menangis jika mulai merengek malas
pergi sekolah, dia akan segera membuatkan surat sakit untuk dikirimkan ke
sekolahku.. begitu seterusnya hingga kini kududuk di bangku kuliah semester 6.
Siang ini aku merasa sangat sehat,
tak pernah kurasakan tubuhku sesehat ini, perasaan kemarin-kemarin kepalaku
selalu saja sakit saat terbangun dari tidur, tapi kali ini rasanya lain. Ini
pasti berkat keajaiban tempat tidur Ibu! Kalau saja tahu daridulu tempat tidur
ini bisa menyembuhkan sakit kepalaku, pasti setiap hari aku akan menidurinya.
“Nanti malam Layung tidur lagi disini ya buu..”, ucapku sambil tersenyum dan
perlahan mengangkat tubuhku bernjak dari tempat tidur. Ya ampuuun Ibuu, kamar
ini berantakan sekali… baju-baju berserakan diluar lemari, sepertinya ibu yang
bekerja sebagai dosen di sebuah universitas lagi-lagi terlambat pergi ke
kampusnya. Aku termenung sejenak, semalaman tadi aku meniduri kasur ayah dan
ibu, lalu mereka tidur dimana ya? Ah sudahlah, mungkin malam tadi mereka tidur
di kamarku, aku yakin Ayah tak akan mengijinkan Ibu untuk membangunkanku yang
tertidur pulas. Kuputuskan untuk membereskan tempat tidur dan lemari yang
sangat berantakan.
“Antikkk… Antikkk…”, kupanggil adik
perempuanku dari lantai 2 tepat didepan kamar Ayah dan Ibu, sepi…. Tak ada
jawaban. Biasanya dia pulang ke rumah jam 11 di hari Jumat, eh.. ini jumat kan?
Aku bingung sendiri, tapi aku yakin ah ini hari jumat karena kemarin siang aku
baru melewati kuliah Fisika Dasar , untuk kali ketiga aku terpaksa mengulang
mata kuliah ini karena tidak pernah berhasil lulus melewatinya, aku benci hari
kamis! Makanya aku yakin banget ini pasti hari Jumat, kemana si Antik yah? Aku
mencarinya hanya untuk menanyakan apakah dia sudah makan siang atau belum. Aku
hafal betul kesukaan Antik, kebetulan aku agak piawai dalam soal memasak… Antik
paling suka kumasakkan oseng-oseng lidah sapi saus tiram, sesuai dengan namanya
makanan favorit adik perempuanku ini juga sangat antik. Entah mendapat ilham
dari mana Ayah dan Ibu mendapatkan nama-nama kami, kakak laki-lakiku
bernama Jimbar… diambil dari nama tempat di Bali bernama Jimbaran dimana
untuk pertamakalinya mereka bertemu dan saling jatuhcinta…hhhhhhh Jimbar selalu
terlihat sebal jika kami ingatkan soal silsilah namanya, namaku Layung yang
konon karena aku lahir saat matahari hampir terbenam dan langit berwarna
oranye..dalam bahasa Indonesia Layung berarti senja, ini yang paling aneh
hahahah seharusnya adikku bernama Cantik namun Ayah memprotesnya karena takut
anaknya akan menjadi centil dan rewel.. maka Ibu yang tetap ingin
mempertahankan huruf-huruf dalam calon nama adikku membuang huruf C
didepannya.. Tadaaaa! Jadilah Antik. Keluargaku agak nyentrik, mungkin karena
darah seni yang menurun dari Ibu yang menekuni dunia seni Teater, Ayahlah yang
menormalkan Ibu agar selalu menapaki tanah sehingga keluarga kami tetap terjaga
tak terlalu terbang menjadi pribadi unik menyerupai alien.
Ah sepi sekali rumah ini, biasanya Antik
yang paling cepat sampai di rumah, menyusul Ibu, aku, Jimbar, lalu Ayah, namun
siang ini bahkan Antikpun belum sampai di rumah. Ya sudahlah tak ada salahnya
jika kubereskan seluruh isi rumah ini lalu memasakkan makan siang untuk Antik.
Kulangkahkan kakiku menuruni tangga menuju lantai satu dimana semua kegiatan
keluarga ini terpusat, ya ampunnnn!!!! Berantakan sekali sihh!!!! Tak biasanya
rumahku kacau berantakkan, ini ada apa sih? Aku bingung sebenarnya apa yang
sudah kulewatkan selama kutertidur pulas semalaman ini.
Sudahlah, kuputuskan untuk
merapihkan semuanya. Banyak sekali jejak telapak kaki di lantai rumah seperti
bekas diinjaki banyak orang, jorok sekaliiiii… hal yang pertama kulakukan
adalah menyapu dan mengepel lantai rumah yang cukup luas, tak banyak barang di
lantai bawah karena Ibu lebih menyukai lantai ini kosong agar bisa
dijadikan tempat latihan teater. Banyak sekali karangan bunga tanpa nama diatas
meja ruang tamu depan, ini semua untuk siapa sih? Pasti buat jimbar deh, harus
kuakui wajahnya memang tampan sehingga pemandangan seperti ini sudah tak aneh
bagiku, banyak sekali wanita agresif yang mengirimkan berbagai hadiah untuknya
ke rumah ini, biasanya sih coklat atau makanan makanan aneh yang sangat
lezat…aku dan Antik yang kegirangan karena ikut menikmati semua hadiah yang
diberikan mereka untuk Jimbar. Jimbar tak pernah mengajak seorangpun wanita ke
rumah ini untuk dikenalkan sebagai pacar, padahal usianya sudah 25, tak ada
satupun dari wanita-wanita agresif itu yang mampu menaklukan hatinya, aku dan
Antik pernah bergunjing “Jangan-jangan kakak laki-laki kita itu menyimpang yah”
hihi. Ku rangkai bunga-bunga berbagai macam warna itu kedalam vas-vas bunga
kosong yang cukup banyak ditemui di rumah ini, indah juga.. Ibu pasti suka
melihatnya.
Sudah hampir 2 jam kurapikan seluruh
isi rumah ini, tak satupun dari anggota keluargaku menampakkan batang
hidungnya. Biasanya aku tak pernah bersemangat seperti semangat yang kupunya di
hari ini, gila juga ya… biasanya mencuci piring saja membuat kepalaku sakit
karena tak kuat berdiri lama-lama, namun hari ini lihatlah! Hampir seluruh isi
rumah menjadi kinclong! Suatu prestasi luar biasa bagi seorang Layung. Walau
Antik belum juga pulang, sepiring penuh oseng-oseng lidah sudah tersaji
untuknya di meja makan, adik kesayanganku itu pasti akan melahapnya sampai
habis, menurutnya aku adalah koki nomor satu di dunia.. entah tulus atau hanya
agar setiap hari kumasakkan sesuatu untuk mengisi perutnya. Rumah ini tak
mempunyai pembantu, semuanya dilakukan oleh anggota keluarga. Sebenarnya
orangtuaku mampu mempekerjakan seorang asisten rumah tangga, namun mereka tak
suka melihat anak-anak mereka manja dan menjadi malas, dalam hal ini kuacungkan
jempol untuk mereka hihi walaupun diantara semuanya akulah yang paling malas
bekerja kasar, aku hanya suka memasak.. tugasku adalah koki di rumah ini.
Tubuhku terasa segar hingga detik
ini, rasanya seperti tak berkeringat bahkan hauspun tidak. Aku masih mengenakan
celana tidur berwana krem dipadupadankan dengan kemeja putih yang kemarin
masih kupakai kuliah, enggan rasanya untuk mandi…tanpa mandipun aku sudah
merasa sangat segar. Sudah jam 5 sore, dan tak satupun anggota keluargaku yang
pulang, aku mulai kesal… Televisi yang sejak tadi kutonton sudah mulai sangat
membosankan, gossip lagi gossip lagi… tidak menarik. Mau tidurpun rasanya sulit
sekali karena benar-benar tubuhku ini sedang sangat fit, tak satupun keluhan
yang kurasakan sepanjang hari ini. Hey, bahkan sedikit makananpun belum ada
yang masuk ke dalam perutku… aku tidak membutuhkan apa-apa, hanya ingin segera
mereka datang.
Mungkin mereka semua sibuk, mungkin
Antik mengerjakan tugas di rumah temannya, Ibu rapat, Ayah masih praktik di
rumas sakit, Jimbar lembur di kantornya, segala kemungkinan berputar-putar
diatas kepalaku saat kudengar Adzan Magrib berkumandang dari masjid yang tak
jauh dari rumah. Sebaiknya aku shalat Magrib dulu sekarang, sambil menanti
mereka datang. Ah mandi sajalah, sebaiknya begitu saat menghadap Tuhan.
Kulakukan shalat Magrib di kamarku yang sudah sangat rapi dan wangi karena
berkali-kali kusemprotkan parfum kamar dengan bau melati kesukaanku, kuganti
sprey Hijau Toscaku dengan sprey putih bercorak bunga Rose yang belakangan ini
begitu jarang kupakai. Hari ini damai sekali bagiku, seperti terlahir kembali…
kulipat sajadah dan mukena dan menyimpannya diatas tempat tidur. Kuberkaca di
depan cermin, baru kali ini kuakui bahwa wajahku lumayan juga.. hari ini tampak
lebih bersinar daripada sebelumnya. Aku ini sedang dilahirkan kembali yah? Kemana
semua kantung mataku? Biasanya mereka menggelayut dibawah mataku akibat
kegiatan kuliahku yang menyita waktu tidur. Tempat tidur Ibu memang ajaib, aku
terlahir kembali menjadi Layung yang baru setelah semalaman menidurinya. Lamaa
sekali kubercermin menikmati diriku yang baru.
Suasana sudah semakin malam,
tanda-tanda kepulangan seluruh anggota keluargakupun sepertinya tidak ada. Kali
ini tidak khawatir, aku merasa begitu tenang tak was-was seperti biasanya..
segala pemikiran positif mengenai keberadaan mereka terus berputar dikepalaku
menghalau rasa resah dan takut. Aku berbaring diatas tempat tidur kamar,
menengadah menatap langit-langit, bernyanyi-nyanyi kecil, berterimakasih kepada
Tuhan atas mukjizat dadakan yang kuterima hari ini. Kupejamkan mata meski rasa
kantuk sama sekali tak terasa, tak mengapa….kupejamkan saja mata ini… menunggu
yang lainnya datang, tak sabar rasanya menceritakan semua yang kualami hari
ini."
Thursday, November 24, 2011
Thanks infonya http://bit.ly/2MHDqgH
ReplyDelete