Pamit.
(Part IV)
Aku melihat semuanya dengan mata
kepalaku sendiri…
Kulihat mereka semua menangisiku
Aku berteriak memangil mereka
Aku menangis menyadari mereka tak
mampu lagi mendengarku
Tuhan, aku ini sudah meninggal?
Tuhan, benarkah itu?
Jika memang benar, bisakah
kauijinkan satu hari saja berkumpul bersama mereka?
Sepertinya tidak bisa ya? Karena
untuk beberapa saat aku hanya membisu dan tak mendengar satupun petunjuk
darimu.
TUHAN KENAPA HARUS SEKARANG?
TUHAN KENAPA TAK BESOK LUSA ATAU
LUSA NANTI SAJA SAAT AKU SUDAH MENDAPATKAN GELAR SARJANAKU?
KENAPA HARUS HARI INI?
Aku ingin membahagiakan kedua
orangtuaku… melihat Jimbar menikah… melihat Antik menjadi seorang mahasiswi…
Sepertinya aku tidak bisa
bernegosiasi denganmu Tuhan…
Baiklah… beri aku waktu beberapa
menit saja, setelah itu tolong tunjukkan jalan untukku benar-benar pulang..
Aku ingin pamit
Aku tak ingin mereka sakit
Aku ingin berterimakasih
Dan berkata “Ayah, Ibu, Jimbar,
Antik… Kepalaku tak sakit lagi, badanku tak lemah lagi, kalian tak usah
mengkhawatirkanku karena Tuhan akan menjagaku dengan baik”
Tuhan, berjanjilah untuk mengabulkan
ini… berjanjilah untuk menjaga mereka selagi aku kembali ketempatmu…
Aku ikut berpelukan ditengah
mereka..
Yang berkumpul dalam kamarku yang
kini sempit karena kami berlima..
Mereka tak sadari kehadiranku
Namun kuyakin mereka merasakan kasih
sayangku..
Selamat tinggal Ayah, Ibu, Jimbar,
Antik…
Aku pamit.
"Layung"
Thursday,
November 24, 2011
No comments:
Post a Comment